penghasil uang

Rabu, 04 Maret 2009

IM2

 Keluhan masyarakat terhadap "ngadatnya" aplikasi internet milik penyedia layanan mobile broadband PT Indosat Mega Media (IM2) selama dua pekan ini masih terus ramai berdatangan. Bahkan, tanggapan IM2 atas keluhan tersebut bukannya meredakan masalah, melainkan justru menambah hujan kritik terhadap mereka sendiri. Persoalan teknis yang membuat "ngadat" layanan mereka tersebut seolah malah menjadi beban pelanggan.

Hingga Senin (2/3) sore kemarin, jumlah komentar yang masuk ke Kompas.com masih mengalir deras. Pagi ini (3/3), tercatat sudah ada 53 komentar yang masuk, mulai komentar pendek bernada iseng, kritik pedas, hingga komentar panjang bernada ejekan. Kritik tersebut kini bukan lagi ke soal pelayanan, tapi sudah merembet ke manajemen, bahkan direktur perusahaan tersebut.

Komentar Pipik, misalnya berbunyi: "Business is trust, jadi memang masih kurang ilmu kita, kalo memang tidak sanggup seharusnya Anda (IM2) jujur terhadap pelanggan, bukannya Anda mengeruk keuntungan, benahi manajemennya,". Lain halnya komentar Joja. "Direktur Utamanya saja berkomentar tidak profesional. Dia yang harus memperbaiki layanan IM2, bukannya pelanggan yang harus sacrifice. Overload seharusnya diketahui IM2, tidak malahan masih menjaring pelanggan yang siap dibodohi".

Pekan lalu, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) sendiri sudah meminta pihak IM2 membuat klarifikasi (Kompas.com, 26/2). BRTI meminta penyedia jasa internet mobile ini selekasnya mengklarifikasi lantaran layanannya yang akhir-akhir ini dikeluhkan oleh para pelanggannya. "Mengikuti perkembangan problem layanan di IM2, sesuai SOP (standard operating procedure), kami akan meminta mereka klarifikasi dalam waktu dekat," kata Anggota BRTI, Heru Sutadi, melalui pesan singkat di Jakarta. 

Sayangnya, klarifikasi IM2 termasuk tanggapan pihak mereka atas keluhan-keluhan pelanggan tersebut bukannya meredakan persoalan, melainkan justeru menambah hujan kritik terhadap mereka sendiri. Seperti dilansir di Kompas.com (Senin, 2/3), IM2 mengimbau pelanggannya agar menghindari pemakaian aplikasi internet dengan bandwidth besar pada jam-jam sibuk. Pasalnya, IM2 menggunakan sistem internet sharing untuk layanannya. "Kami mengimbau agar pengguna IM2 tidak membuka layanan seperti video streaming pada jam-jam sibuk, karena ini demi kenyamanan bersama," ujar Indar Atmanto, Direktur Utama IM2. 

Sebelumnya (25/2), IM2 telah menyetop pertumbuhan pelanggan baru di beberapa kota yang sudah mengalami overload kapasitas pengguna, yaitu di Bandung, Depok, Yogyakarta, dan Bali. Kepada Kompas.com, Sekretaris Perusahaan IM2 Andri Aslan mengakui masalah tersebut. "Biasanya hal itu terjadi di perumahan padat akibat frekuensi kami yang kurang memadai. Untuk sementara, kami menghentikan dulu pendaftaran pelanggan baru hingga jaringan menjadi seimbang," ujar Andri. Andri menambahkan, akibat kurang memadainya jaringan itu para pelanggan mereka di empat daerah tersebut kemungkinan tidak bisa menggunakan layanan data secara maksimal hingga dua bulan ke depan. 

Sebaliknya, seperti bunyi pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, di tengah mencuatnya persoalan tersebut, IM2 masih terus bergerak menambah pelanggan di beberapa daerah, seperti di Jakarta. Padahal, selama ini ketahuan, bahwa lonjakan jumlah pelanggan mereka tidak diimbangi dengan penambahan jumlah dan kapasitas jaringan. "Makanya, kami berencana menambah jumlah base tranceiver station (BTS) kami dari 1.500 BTS menjadi 2.500 BTS," kata Andri.


Tidak ada komentar: